episode panjang sang koruptor

ini ga ingat kapan diterbitkannya di kolom youngster tribun pekanbaru... ude lama beungedh :)


KPK kembali menetapkan 7 tersangka baru kasus suap PON pada 15 januari 2013 lalu yang mana sebelumnya pada tahun 2012 juga telah ditetapkan beberapa tersangka terkait kasus ini. Berdasarkan berbagai sumber berita, hingga saat ini telah terdapat 13 tersangka yang ditetapkan oleh KPK dalam kasus suap PON Riau. Kasus korupsi para pemimpin-pemimpin Riau tersebut dapat di analogikan dengan sinetron-sinetron yang mempunyai episode yang sangat panjang. Terkuaknya satu persatu orang-orang yang terlibat kasus korupsi, terutama kasus suap PON yang memang sudah berjalan lebih dari setengah tahun itu, sampai sekarang belum juga menunjukkan siapa tokoh utama pemeran antagonis alias dalang utama dari kisah korupsi tersebut. Memang dalam sebuah sinetron tidak akan mungkin langsung menguak atau memberantas sang pelaku kejahatan utama, begitu juga dengan rentetan kisah suap PON Riau ini, untuk mengetahui atau menghukum dalang utama dari pelaku suap PON tersebut tentu dibutuhkan waktu yang panjang. Hal ini dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang mengetahui kasus tersebut senantiasa dibungkam mulutnya, bahkan bisa jadi para penegak hukum sendiri juga ikut bungkam mengenai hal tersebut. Konspirasi atau penyusunan rencana tipu daya merupakan suatu fenomena abstrak yang tidak semua orang dapat membacanya. Bagi sebagian orang yang jeli melihat suatu fenomena tentu mereka tidak akan dengan mudahnya terperangkap oleh bingkai konspirasi tersebut. Para pemeran antagonis dalam suatu sinetron senantiasa berkonspirasi untuk mengelabui lawannya, begitu juga dengan kehidupan nyata saat ini. Para biang utama koruptor terus mengelabui sebagian besar orang dengan konspirasi-konspirasi yang mereka susun. Walaupun sebenarnya ada sebagian orang yang peduli dan jeli melihat hal ini, namun power yang dimiliki oleh tokoh utama koruptor tersebut selalu saja lebih besar, para penegak hukum pun sepertinya sulit untuk menangkap dan mengadili mereka. Terlalu panjangnya episode dalam suatu sinetron tentu akan membuat bosan para penontonnya. Begitu juga dengan episode korupsi yang terjadi di Riau ini, karena kebosanan yang diakibatkan dari tidak tuntasnya penangan kasus suap tersebut, maka bisa jadi akan muncul perlawanan-perlawanan terhadap penegak hukum yang memegang kendali apakah kasus ini terus dibiarkan terkatung-katung atau di selesaikan secepat mungkin. Oleh karenanya, sangat diharapkan kepada pihak-pihak penegak hukum seperti KPK, kepolisian, maupun pengadilan segera akhiri saja episode panjang kisah koruptor suap PON ini, segera tuntaskan dan adili para pelaku utama kasus tersebut. Masyarakat saat ini tidak menyukai kisah-kisah yang dibuat begitu panjang episodenya, tangkap dan adili saja para pelakunya sesuai pasal hukum yang berlaku. Tapi yang perlu diingat, kami akan senantiasa mengikuti dan mengawali jalannya kasus suap ini sepanjang apapun itu episodenya dan juga akan ikut mencari bukti-bukti penguat mengenai orang-orang yang terlibat kasus ini.

pro kontra isg

kalo yang ini ga salah diterbitkan di youngsternya tribun pekanbaru edisi 29 april 2013


Dipindahnya tempat penyelenggaraan isg menuai banyak pro dan kontra di berbagai kalangan terutama di provinsi riau sendiri. Oleh menteri pemuda dan olahraga, Roy Suryo menganggap bahwa riau sendiri dinyatakan belum siap dalam melaksanakan even besar tersebut. Salah satu sudut pandang roy suryo ialah kekurangan pemerintah provinsi riau dalam persiapan PON yang baru saja berlalu tahun lalu. Terjadinya kasus korupsi PON semakin menguatkan pandangannya. Selain itu, diundurnya pelaksanaan ISG ini oleh pemerintah setempat dinilai juga suatu kekurang siapan dari riau sendiri. Apalagi waktu undur nya juga bertepatan dengan agenda pemilihan kepala daerah di Riau. Namun menurut pemerintah provinsi Riau sendiri mereka telah menyatakan siap dalam penyelenggaraan even internasional tersebut. Anggaran untuk agenda besar ini juga sudah dipersiapkan bahkan sudah banyak pengeluaran yang ada, terutama dalam hal pembentukan panitia dan pelatihan para calon LO. Kekecewaan tentunya juga terjadi pada para panitia dan calon-calon LO yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk even ISG ini. Sisi negative dari pemindahan tempat even isg ini tentunya tidak hanya menuai kekecewaan pada panitia ataupun calon-calon LO tapi juga pada setiap orang yang telah banyak melakukan persiapan dan ide-ide dalam memperkenalkan budaya melayu Riau dan juga kehilangan kesempatan ekonomis.Namun jika kita lihat sudut pandang positif dari pemindahan tersebut, pengeluaran ataupun anggaran yang mungkin akan disalurkan ke even ini bisa dialihkan pada pembangunan daerah provinsi Riau sendiri. Walaupun begitu, sudah seharusnya pemerintah provinsi Riau mengambil pelajaran dari kekurangan-kekurangan tersebut. Kasus-kasus korupsi yang bahkan melibatkan orang nomor 1 di provinsi Riau inilah terutama yang menghilangkan kepercayaan dari berbagai kalangan terhadap kesiapan Riau sendiri. Olehkarenanya sangat diharapkan pemimpin baru di bumi melayu ini merupakan orang yang sangat responsible hingga tidak lagi mengecewakan banyak pihak.

klewang lagi klewang lagiii......

ini tulisan saya yang diterbitkan dikolom youngster tribun pekanbaru edisi 13 mei 2013 :)


Keberadaan geng motor yang dipimpin klewang mengundang keresahan dikalangan masyarakat. Bukan hanya takut menjadi korban dari keganasan mereka, namun yang lebih parah lagi ialah kekhawatiran terhadap anak-anak mereka yang bisa saja menjadi pengikut klewang tersebut atau mencontoh perilakunya. Entah kenapa beberapa pemuda zaman sekarang atau anak sekolahan memilih suatu gaya hidup atau lifestyle yang sangat jauh melenceng dari nilai-nilai moral bangsa dan agama. Sepertinya apa yang mereka anggap “keren” saat ini adalah berkeliaran tak menentu dijalan, ugal-ugalan, dan lain hal sebagainya yang bersifat jagoan bagi mereka. Kenapa hal ini bisa terjadi? Konstruksi mindset para pemuda sekarang memang lebih banyak dipengaruhi oleh media, dan bahkan bisa saja lewat suatu game di dalam layar monitor. Di kebanyakan film, terutama film yang berasal dari luar, banyak kita temukan gaya hidup yang memang tidak sesuai dengan keadaan moral serta budaya bangsa. Terkadang di dalamnya kita temukan bahwa orang yang hebat itu adalah orang yang dapat menaklukkan orang lainnya (secara fisik). Mungkin salah satu hal yang membangun pemikiran anak-anak zaman sekarang adalah hal tersebut. Hal ini tidak hanya berlaku pada kaum adam saja. Baru-baru ini polisi juga telah menangkap anggota geng motor yang perempuannya. Salah seorang dari mereka ternyata masih duduk dikelas Sembilan smp. Saya tidak tahu apakah dia juga merasa keren dan menjadi jagoan juga ketika bergabung dengan kelompok luar binasa tersebut atau hanya sekedar ikut-ikutan dengan sang kekasih yang telah lebih dulu bergabung. Tapi apapun alasannya hal ini tetaplah menunjukkan perilaku moral yang melenceng. Antisipasi keberadaan geng motor seharusnya tidak hanya dari polisi selaku petugas keamanan saja. Namun harus terjadi sinergitas kerja antara polisi, pemerintah serta masyarakat. Pemerintah sebagai orang yang memfasilitasi seharusnya lebih konsen pada eskalasi pendidikan masyarakat, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur. Karena akar awal majunya suatu negara ialah melalui pendidikan yang mendukung. Selanjutnya masyrakat sebagai tenaga pendidik baik ia memang berprofesi sebagai guru maupun sebagai orang tua yang juga mempunyai kewajiban mendidik anak-anak mereka, sudah seharusnya memberikan penekanan pada pendidikan agama serta perbaikan moral, dan juga senantiasa melakukan pembinaan yang kontiniu serta kontrol terhadap perkembangan anak-anaknya. Sedankan polisi dan penegak hukum lainnya tentu memberikan sanksi yang harusnya besar terhadap mereka yang telah melakukan tindakan kriminal yang dapat membuat efek jera bagi mereka. Ketika harmoni kerja ini dapat terjalin, di mana semua pihak saling mendukung, maka terdapat harapan di sana untuk mengembalikan kehormatan anak bangsa.