Home » » atas nama islam mereka berkuasa

atas nama islam mereka berkuasa


“Dasar orang politik haus kekuasaan, bawa-bawa nama agama lagi!”
“Halah! Dasar munafik, orang politik tapi sok suci, berkedok islam lagi…”
            Kurang lebih seperti itu kalimatnya. Dua kalimat tersebut ialah sebagian kecil contoh kata-kata yang sering saya baca pada kolom komentar di berbagai media sosial internet yang menyuguhkan berita-berita mengenai ke-eksis-an politikus-politikus yang berorientasi agama atau juga berasal dari parpol-parpol islam. Ada beberapa kalangan yang beranggapan bahwa partai politik yang mengatasnamakan agama sama saja dengan parpol lainnya dan malah lebih buruk lagi karena partai-partai agama ini dianggap munafik dengan bertopengkan agama sebagai kedoknya. Apa benar seperti itu? Jadi berpolitik tidak boleh menampakkan sisi kereligiusannya? Memang salah ya jika ustadz-ustadz itu berpolitik? Apa salah juga ada partai-partai islam yang meramaikan kursi-kursi dewan?
            Ada lagi komentar lain terkait kampanye seorang calon pemimpin daerah yang berasal dari salah satu partai islam di Indonesia di suatu situs media. “begini kah islam mengajarkan kita? Memuji-muji diri sendiri untuk mendapatkan kekuasaan, padahal dulu umar ra saja menolak untuk menggantikan posisi Rasulullah sebagai khalifah, kalau sekarang malah menawarkan diri untuk jadi penguasa”. Mau rasanya saya berkomentas seperti ini, hello??! Kondisi saat itu kan berbeda dengan masa kampanye yang anda komentari itu, Umar menolak saat bermusyawarah dengan para sahabat-sahabat yang luar biasa lainnya, dan tahukan anda? Partai politik islam tentu tidak hanya mengusung sembarang orang, mereka juga telah melakukan musyawarah terlebih dahulu, dan tentunya yang terpilih tersebut sebenarnya juga merasa tidak sanggup untuk mengemban amanah yang begitu besarnya, namun karena kepatuhan mereka atas hasil musyawarah, maka itu pun dijalankan, seperti Umar ra yang tsiqah terhadap hasil musyawarah yang mengharuskan ia menjadi pemimpin kala itu.”
            Tidak ingatkah kita islam dulunya pernah jaya. Islamlah yang memegang tonggak kekuasaan hampir diseluruh belahan dunia. Apakah itu juga mengartikan para pendahulu itu juga haus akan kekuasaan? Dalam pemerintahannya, merekapun tidak memisahkan antara agama dan politik, alias “bawa-bawa agama” juga. Tentu para pendahulu islam tersebut lebih memahami agama daripada kita, karena mereka ialah generasi terbaik dari umat ini, merekalah para sahabat-sahabat Rasulullah yang berguru langsung pada beliau.
            Para generasi hebat tersebut juga menyebarluaskan kekuasaan mereka. Mereka taklukkan berbagai wilayah di belahan bumi ini, dari bizantium, konstantinopel dan banyak lagi, dan juga berlanjut pada generasi-generasi islam selanjutnya. Bagaimana mereka melakukan perluasan kekuasaan tersebut? Apakah ada indikasi haus kekuasaan didalamnya? Tidak! Mereka merebut kekuasaan dari tangan-tangan penguasa duniawi tersebut dengan orientasi dakwah, mereka menyebarluaskan pengaruh demi tegaknya kalimatullah di setiap tempat di muka bumi ini.
            Cara menaklukkan kekuasaan itu tidaklah hanya dari sekedar perang saja. Perang hanya sebagai pilihan akhir. Yang pertama kali mereka lakukan ialah mengajak, mengajak para pemimpin diberbagai belahan dunia untuk menyembah Illah Yang Satu, membuang segala thagut-thagut yang dahulu disembah dan dipuja-puja, entah itu harta, kekuasaan, wanita, dan lain sebagainya. Selain itu mereka juga melakukan perdagangan atau bisa dikatakan zaman sekarang hubungan diplomasi ekonomi. Itulah politik mereka, siasat atau strategi mereka untuk menegakkan kebenaran islam di muka bumi. Politik mereka ialah politik islam,. Politik yang di dalamnya terkadung nilai-nilai islami, politik digunakan sebagai salah satu instrument untuk berdakwah, tidak sama dengan istilah islam politik yang mengartikan bahwa perihal penggunaan nama islam atas kepentingan politik.
            Jika kekuasaan itu tidak direbut, bagaimana cara islam dapat Berjaya? Bagaimana pula orang-orang yang berfikrah islam dapat memimpin dunia? Apalagi saat ini kita ditantang dengan dunia yang mana di dalamnya banyak pemimpin-pemimpin yang berkuasa atas kehendak nafsu dan ideologi yang jauh dari nilai islami, bahkan pada pemimpin yang beragama islam itu sendiri. Memang agama mereka islam, tapi islam tidak masuk ke dalam jiwa-jiwa mereka sehingga kekuasaan yang mereka punya tidak di orientasikan untuk Allah semata. Memang masalah hati ini tidak dapat kita duga. Namun jika sang pemimpin itu diusung oleh partai-partai ataupun kelompok-kelompok yang ideologinya jelas-jelas islam, maka tak usah ragu karena dalam kelompok tersebut pasti masih banyak yang memiliki hati dan jiwa yang bersih, jauh dari segala macam penyakit hati.
Kenapa kita harus memilih pemimpin yang berideologikan islam dan dakwah? Inilah alasannya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” ( Ali Imran :110). Sang pemimpin bukanlah orang yang hanya sekedar memanajemen anggota dan organisasinya dengan baik. Dalam islam pemimpin itu harus berorientasi dakwah, manajemen serta kepemimpinan yang ia lakukan berlandaskan islam. Ia menggunakan jabatan tersebut unuk mencegah segala bentuk kejahatan dan mengajak pada kebaikan
Namun bagaimana caranya kita mendapatkan pemimpin islami itu demi tegaknya kejayaan islam dimuka bumi? Maka bergabunglah dengan jamaah-jamaah islam yang jelas tujuannya, tarbiyahlah diri kita serta anak, cucu, dan orang-orang sekitar kita hingga akan terbentuk generasi-generasi pemimpin islam. Dan jangan lupa, rebutlah kekuasaan-kekuasaan yang saat ini di dominasi oleh penguasa-penguasa nafsu duniawi. Jika kita tidak berani merebutnya, maka teruslah bermimpi islam itu akan jaya, karena kita sendiri bermalas-malasan untuk menjemput kemenangan itu. . “Hai  orang-orang  yang  beriman,  janganlah kamu  mengambil  orang-orang  kafir  menjadi  wali  dengan  meninggalkan  orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS.  al-Nisa’:144).
            Maka benarlah jika “atas nama islam mereka berkuasa”, bukan “atas nama kekuasaan mereka berislam”. Dua hal tersebut sangat jauh berbeda. Maka jangan sampai kita besuudzon pada saudara sendiri yang di amanahkan untuk menjadi pemimpin di negerinya dengan orientasi politik islam, ingat! Politik islam, bukan islam politik. Wallahua’lam

Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. al-An`am:165)

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar