kalo yang ini ga salah diterbitkan di youngsternya tribun pekanbaru edisi 29 april 2013
Dipindahnya
tempat penyelenggaraan isg menuai banyak pro dan kontra di berbagai kalangan
terutama di provinsi riau sendiri. Oleh menteri pemuda dan olahraga, Roy Suryo
menganggap bahwa riau sendiri dinyatakan belum siap dalam melaksanakan even
besar tersebut. Salah satu sudut pandang roy suryo ialah kekurangan pemerintah
provinsi riau dalam persiapan PON yang baru saja berlalu tahun lalu. Terjadinya
kasus korupsi PON semakin menguatkan pandangannya. Selain itu, diundurnya
pelaksanaan ISG ini oleh pemerintah setempat dinilai juga suatu kekurang siapan
dari riau sendiri. Apalagi waktu undur nya juga bertepatan dengan agenda
pemilihan kepala daerah di Riau. Namun menurut pemerintah provinsi Riau sendiri
mereka telah menyatakan siap dalam penyelenggaraan even internasional tersebut.
Anggaran untuk agenda besar ini juga sudah dipersiapkan bahkan sudah banyak
pengeluaran yang ada, terutama dalam hal pembentukan panitia dan pelatihan para
calon LO. Kekecewaan tentunya juga terjadi pada para panitia dan calon-calon LO
yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk even ISG ini. Sisi negative
dari pemindahan tempat even isg ini tentunya tidak hanya menuai kekecewaan pada
panitia ataupun calon-calon LO tapi juga pada setiap orang yang telah banyak
melakukan persiapan dan ide-ide dalam memperkenalkan budaya melayu Riau dan
juga kehilangan kesempatan ekonomis.Namun jika kita lihat sudut pandang positif
dari pemindahan tersebut, pengeluaran ataupun anggaran yang mungkin akan
disalurkan ke even ini bisa dialihkan pada pembangunan daerah provinsi Riau
sendiri. Walaupun begitu, sudah seharusnya pemerintah provinsi Riau mengambil
pelajaran dari kekurangan-kekurangan tersebut. Kasus-kasus korupsi yang bahkan
melibatkan orang nomor 1 di provinsi Riau inilah terutama yang menghilangkan
kepercayaan dari berbagai kalangan terhadap kesiapan Riau sendiri. Olehkarenanya
sangat diharapkan pemimpin baru di bumi melayu ini merupakan orang yang sangat
responsible hingga tidak lagi mengecewakan banyak pihak.
Saya sangsi masih ada pemimpin yang jujur dan responsible di Riau. Apalagi kalau pemimpinnya dipilih dari orang-orang Melayu "palsu" yang munafik dan pro korupsi. Korupsi telah mendarah daging hampir di semua daerah Riau, baik kabupaten, kota, kecamatan hingga ke desa-desa. Anak-anak cucu negeri ini telah tercemar darahnya karena makan yang haram yang berasal dari hasil uang korupsi. Otak anak-anak negeri ini telah teracuni sehingga dekadensi moral semakin menjadi-jadi. Rasa malu sudah tidak ada malah bangga melakukan korupsi. Apalagi yang namanya Lembaga Adat Melayu juga melegitimasi. Harapan adanya pemimpin yang lebih baik jika masih berasal dari kalangan kerabat Melayu "palsu" hanya tinggal mimpi. Semakin ditunjuk ajar malah semakin kurang ajar. Terhadap negeri ini mereka tidak punya rasa memiliki. Ironisnya malah merampok di rumah sendiri...
BalasHapusbg lux suryadi: menjelang pemilu gubernur riau september mendatang mari sm2 kita lihat plus-minus dari setiap calonnya. palig tidak, mari kita pilh yg lebih sedikit minusnya. dan solusi jangka pjg utk perbaikan bumi lancang kuning ini ialah mendidik anak2 generasi penerus yang akan menjadi cikal bakal pemimpin riau dengan didikan moral dan agama. *pendapat pribadi tidak bermaksud menggurui :)
Hapusterimakasih telah berkunjung keblog saya bg :)